Selasa, 08 Mei 2012

LOGAN, James Richardson --- (1819 – 1869)

      James Richardson Logan (1819 – 1869), ilmuwan/cendikiawan Inggris kelahiran Skotlandia abad ke-19, pengguna pertama sebutan Indonesia. — Lahir LOGANdi Berwickshire, Skotlandia tahun 1819, dan meninggal pada tahun 1869 di Penang Negeri-Negeri Selat (Straits Settlements), bagian dari Malaysia sekarang.
    Sesungguhnya ia seorang Sarjana Hukum lulusan dari Universitas Edinburgh dan menjadi Pengacara, namun kemudian sangat tertarik kepada bidang etnologi/etnografi, dan banyak menulis tentang hal tersebut. — Pada tahun 1847 di Singapura ia mengelola sebuah majalah ilmiah tahunan (jurnal) bernama Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), di mana pada majalah ini ia untuk pertama kali menggunakan sebutan Indonesia (1859?) untuk mengganti sebutan Indian Achipelago. — Embrio sebutan Indonesia sendiri (yang pada mulanya disebut Indunesia) sebetulnya berasal dari George Samuel Windsor Earl (1813-1865), yang menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA pada tahun 1849. Namun Earl akhirnya tidak menggunakannya lagi (karena lebih cenderung menyebut Malayunesia) kemudian sebutan ini digunakan oleh Logan dengan merubah huruf U pada Indunesia dengan O menjadi Indonesia.
       Pada tahun 1859 James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of The Indian Archipelago. Yang intinya setuju dengan pendapat Earl bahwa perlu adanya sebutan yang lebih spesifik bagi kepulauan di Nusantara (yang kala itu oleh kebanyakan orang Inggris disebut sebagai Indian Archipelago). Menurutnya sebutan “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan. Dalam tulisan ini Logan seperti disebutkan di atas memungut nama Indunesia (yang dibuat Earl namun kemudian tidak digunakan lagi) yang kemudian ia sebut sebagai Indonesia (demgan mengganti u dengan o dengan alasan agar ucapannya lebih baik).
       Maka mulai sejak saat itu (1859) lahirlah sebutan Indonesia untuk pertama kalinya di dunia. Sebutan ini tepatnya terdapat pada JIAEA Volume IV, halaman 252-347, di mana Logan menyatakan sebagai berikut : “Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”. — Selanjutnya Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat-laun pemakaian sebutan ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Kemudian banyak ilmuwan mengikuti jejaknya dalam menyebut Indonesia, termasuk seorang Antropolog Jerman bernama Bastian yang pernah menulis buku tentang Indonesia pada abad ke-19.
     Di Penang (Malaysia) namanya diabadikan dalam nama sebuah jalan Logan Road (Jalan Logan). Selain itu  arca marmer figur dirinya didirikan di kompleks gedung Pengadilan Tinggi Penang.
Dengan demikian maka
---

---
SUMBER RUJUKAN
  http://id.wikipedia.org/wiki/James_Richardson_Logan
 

clip_image0029_thumb9_thumb2_thumb

--

BRANDES, J.L.A (Jan Laurens Andries) --- (1857 – 1905)

      J.L.A (Jan Laurens Andries) Brandes (1857 – 1905)  : Ilmuwan ahli arkeologi dan epigrafi Belanda yang pernah bekerja di Hindia-Belanda/Indonesia pada penghujung abad ke-19 hingga awal abad ke-20 (dalam jaman kolonialBRANDES 2). Termasuk salah seorang pelopor dan peletak dasar bidang arkeologi di Indonesia, terutama dalam bidang epigrafi (tulisan naskah kuno).  — Pernah bekerja sebagai Ketua Komisi Kepurbakalaan untuk wilayah Jawa dan Madura. Selain sebagai ahli sejarah kuno dan tulisan kuno di Indonesia (arkeolog dan epigrafer), ia pun dikenal sabagai filolog (ahli bahasa kuno), kolektor barang kuno, dan juga sebagai leksikografer (ahli penyusun kamus bahasa langka).
      Lahir di Rotterdam, 13 Januari 1857, dan meninggal di Batavia (Jakarta) pada 26 Juni 1905 ketika masih menjabat sebagai Ketua Komisi (dalam usia relatif muda, sekitar 48 tahun). — Pernah mengenyam pedidikan tinggi di Universitas Leiden dalam bidang bahasa dan sastra. Ketika pertama kali tiba di Batavia dengan berbekal pengetahuannya tentang bahasa Kawi ia kemudian menggarap sejumlah prasasti yang disimpan di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional di Jakarta). Karya inventarisasi ini kemudian diterbitkan dalam “Aanteekeningen Omtrent de op Verschillende Voorwerpen Voorkomende Inscriptie en een Voorlopigen Inventaries der Beschreven Steenen” dalam Catalogus der Archeologische Verzameling va het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, edisi W.P. Groeneveldt tahun 1887.
      Tahun 1894 ketika Belanda menyerbu kerajaan Lombok (hingga kemudian dapat  mengalahkan dan menduduki istana Cakranegara), Brandes diikut-sertakan dalam ekspedisi militer tersebut dengan tugas untuk menyelamatkan benda-benda budaya peninggalan sejarah kuno, termasuk di dalamnya naskah-naskah kuno yang tersimpan di istana tersebut. Dan pada saat itu Brandes menemukan naskah Nagarakertagama peninggalan kerajaan Majapahit. Naskah kuno ini kemudian diterbitkannya pada tahun 1902 sebagaimana aslinya dalam aksara Bali. Sebelumnya (tahun 1896) ia pun pernah menterjemahkan naskah Pararaton (juga peninggalan Majapahit). — Ada konsep naskah J.L. Brandes yang tak sempat diterbitkan karena keburu meninggal, yaitu Oud-Javaansche Oorkonden (OJO) yang kemudian diterbitkan oleh N.J.Krom yang menggantikannya sebagai ketua komisi kepurbakalaan di Indonesia.
      Dalam tahun 1901 – 1905 (menjelang akhir hayatnya) ia ditugaskan untuk memegang jabatan sebagai ketua komisi kepurbakalaan dengan rnama Commissie in Nederlandsch Indie voor Oudheidkundige Onderzoek op Java en Madoera (komisi khusus yang sengaja dibentuk oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk menangani berbagai masalah kepurbakalaan yang terdapat di kawasan pulau Jawa dan Madura), dibantu oleh dua orang anggota, yaitu J. Knebel dan H.L. Leydie Melville. Komisi ini kemudian menjadi embrio/cikal-bakal dari Dinas Purbakala yang kini menjadi Pusat Penelitian Arkeologi (Puslit Arkenas).
 
 --

--
SUMBER REFERENSI
1. Brandes
http://id.wikipedia.org/wiki/Jan_Laurens_Andries_Brandes
2. Tokoh-tokoh Peletak Dasar Arkeologi Indonesiahttp://djuliantosusantio.blogspot.com/2009/04/tokoh-tokoh-peletak-dasar-arkeologi.html
3.

Encyclopaedie Van Nederlandsch Indie  http://www.acehbooks.org

--
clip_image0029_thumb9