Kamis, 18 Oktober 2012

SELINTAS TENTANG LETAK, LUAS DAN KEKHASAN ALAM NUSANTARA (INDONESIA)


LETAK WILAYAH NUSANTARA (DENGAN SEGALA POTENSINYA)

      Letak suatu wilayah atau tempat di planet bumi secara menyeluruh selengkapnya dapat di lihat dari 3 aspek dasar, yakni : (1) Letak wilayah secara geografis (letak tempat di bumi menurut kedudukan atau posisi nyata dibandingkan dengan bagian alam di sekitarnya, misalnya dengan patokan laut/lautan, benua, gunung, dsbnya); (2) Letak wilayah secara astronomis (letak tempat di bumi menurut derajat koordinat lintang dan bujurnya); dan (3) Letak wilayah secara geologis (letak tempat di bumi menurut unsur-unsur geologi, seperti lempeng benua, busur, paparan atau dangkalan, dsbnya).
      (1) Ditinjau secara geografis Nusantara/Indonesia berada di antara 2 Benua (Benua Asia dan Benua Australia) dan 2 Samudera (Samudera Hindia/Lautan Indonesia dan Samudera Pasifik/Lautan Teduh). Dengan posisi seperti ini secara sosial-ekonomi dan geopolitis kawasan Nusantara/Indonesia terletak pada silang dunia yang cukup strategis. Apalagi dengan banyaknya potensi manusia penghuninya yang cukup dinamis dengan latar belakang etnis dan budaya yang sangat beragam maka Nusantara/Indonesia boleh dibilang sangat berpengaruh dalam percaturan dunia. Dalam wilayahnya yang terdiri atas banyak pulau dan sukubangsa (etnik) dengan bentuk budayanya yang berlainan tumbuh dan berkembang aneka macam kebudayaan dan peradaban yang beraneka macam, sehingga potensi kekayaan alam dan budaya ini boleh dibilang banyak menarik perhatian masyarakat internasional (sehingga dapat menimbulkan sumber devisa bila saja kreatif dan sungguh-sungguh dalam pengelolaannya). — Di samping itu dalam posisi geografis seperti ini secara biogeografis Nusantara/Indonesia mempunyai kekhasan dan keunikan tersendiri dalam segi alamnya, di mana kawasannya yang sangat kaya akan flora dan faunanya disebut sebagai kawasan megadiversity, atau kawasan dengan keanekaraman hayati yang amat besar.
      (2) Ditinjau secara astronomis Nusantara/Indonesia ini terletak pada koordinat 6°LU – 11°LS dan 95°BT – 141°BT; ini berarti terletak di wilayah tengah dunia yang dilalui oleh garis khatulistiwa dan berada di belahan Bumi bagian timur. Dengan adanya garis khatulistiwa yang melintasinya, Indonesia ini berada di tengah 2 belahan dunia di mana kawasannya terdapat di Belahan Utara, dan Belahan Selatan — Dengan posisi astronomis seperti ini (dalam lingkup daerah iklim antara 23½°LU hingga 23½°LS yang dipengaruhi oleh iklim tropis) berarti Nusantara/Indonesia terletak pada bagian dunia beriklim tropis/tropika (hal ini ditandai dengan suhu rata-ratanya yang tinggi dengan amplitudo suhu harian yang terbilang kecil), relatif panas namun terbilang subur karena banyaknya air dari curah hujan dan kelembaban udara yang cukup tinggi. — Banyaknya curah hujan dan kelembaban udara yang cukup tinggi ini dipengaruhi oleh letak geografisnya yang berada di khatulistiawa dan di antara 2 samudera yang senanatiasa dipengaruhi oleh adanya angin-musim (angin-muson), dengan pergantian musim secara kontinyu selang 6 bulan sekali antara musim hujan dan musim kemarau setiap tahun. — Di samping itu juga karena wilayahnya berupa kepulauan dengan pulau-pulau yang dengan mudah dapat terjangkau oleh angin laut pembawa uap air (dalam keadaan seperti ini maka di musim kemarau sekalipun dapat saja masih turun hujan). — Di kawasan yang cukup subur ini tumbuh dan berkembang beraneka macam jenis tumbuhan dan hewan dalam jumlah yang cukup banyak dan beragam.
     (3) Ditinjau secara geologis Nusantara/Indonesia yang cukup luas ini terletak pada pertemuan 2 sirkum (sabuk) dunia yakni sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania, serta terletak pada pertemuan beberapa lempeng litosfer/lempeng benua di mana di dalamnya terdapat dangkalan atau paparan (yang disebut Dangkalan/Paparan Sunda dan Sahul, yang di dalamnya terkandung kekayaan darat dan laut yang sangat melimpah). — Dalam posisi geologis seperti ini di wilayah Nusantara/Indonesia terdapat banyak gunung berapi (yang menambah kesuburan tanah); di luar itu banyak ditemukan bahan tambang dalam jumlah yang melimpah dan juga lahan pertanian yang cukup subur yang tersebar di berbagai wilayah. Hal ini menambah kayanya alam hayati dan non-hayati Nusantara (Indonesia).
      Mengenai INDONESIA sebagai suatu negara di dunia, selanjutnya dapat dilihat pada artikel tentang : Indonesia.
---

---

LUAS KAWASAN NUSANTARA

      Bila kita asumsikan secara khusus bahwa Nusantara ini identik atau sama dengan Indonesia, maka dapat dibayangkan bagaimana luasnya wilayah Nusantara tersebut. — Luas Indonesia (dalam hal ini diartikan sebagai luas Nusantara) secara keseluruhan kurang-lebIh sekitar 5.191.543 km2 (terdiri atas luas daratan dan lautan). Luas daratannya saja sekitar 1.919.443 km2, dan luas lautnya sekitar 3.272.100 km2, dengan panjang garis-pantai kurang-lebih sekitar 5.000 km, dan termasuk sebagai kawasan dengan garis pantai terpanjang di dunia.
      Bila kita bandingkan dengan panjang bentangan wilayah lain di dunia (khususnya dengan Australia, Eropa dan Amerika Serikat), maka Indonesia/Nusantara (dalam bentuk wilayah segi empat) bentangan panjang wilayahnya lebih panjang ketimbang panjang benua Australia, maupun panjang Eropa dan panjang Amerika Serikat. Dengan demikian kawasan ini mempunyai wilayah yang boleh dibilang cukup luas.

 

 

KEKHASAN ALAM NUSANTARA

      Unsur alam di planet Bumi yang bersifat kasatmata seperti kita ketahui secara umum terbagi atas 2 unsur dasar, yakni alam hayati (biotik) dan alam non-hayati (abiotik). — Alam non-hayati meliputi keadaan alam lingkungan (yang terdiri atas tanah/bebatuan, air, udara) serta keaadan iklim (termasuk suhu dan kelembaban udara). Sementara alam hayati berkaitan dengan makhluk hidup (tumbuhan dan hewan atau flora dan fauna) yang terdapat di dalamnya dengan sifat atau karakter alamiah tertentu. Nusantara atau Indonesia dalam hal ini mempunyai karanteristik dan kekhasan tersendiri sebagai suatu kawasan yang terletak di antara 2 benua dan 2 samudera.
     Karakter khas suatu tempat pada prinsipnya terkait erat dengan letak suatu kawasan di permukaan bumi yang dipengaruhi oleh bebagai fakor baik secara hayati maupun non-hayati. Untuk memperjelas hal ini ada baiknya kita tinjau selintas mengenai sifat alam hayati dan non-hayati di Nusantara atau Indonesia ini secara ringkas.
 

ALAM NON-HAYATI NUSANTARA

      Secara geografis alam non-hayati Nusantara berupa kawasan beriklim tropis yang  berada di antara Benua Asia dan Australia, serta di antara Lautan Hindia dan Lautan Pasifik. Di wilayahnya terdapat 2 macam musim yakni musim penghujang dan musim kemarau.
      Lingkungan alam non-hayati Nusantara/Nusantara cukup beragam, ada lingkungan alam berupa perairan (laut, sungai, danau, rawa, dsbnya ) dan berupa daratan, yang terdiri atas gunung dan hutan, juga padang sabana di sebagian kawasan Jawa Timur dan Nusatenggara.
       Daratannya sebelah barat merupakan kelanjutan dari benua Asia di mana pada masa lalu (di zaman purba) pernah menyatu, dan terpisah oleh laut dangkal pada Dangkalan Sunda. Sementara bagian timur (Pulau Papua dan sekitarnya) seperti halnya di bagian barat merupakan kelanjutan dari Benua Australia di mana pada zaman lampau pernah menyatu pula dan kemudian terpisah oleh laut dangkal pada Dangkalan Sahul. Keduanya baru terpisah dari benua induk masing-masing pada masa berakhirnya Zaman Es beberapa puluh ribu tahun yang lalu.
      Pada posisi seperti ini secara geografis alam non-hayati Nusantara/Indonesia berada di kawasan Tropika nyaris di tengah-tengah garis khatulistiwa. Pada wilayahnya terdapat kawasan yang berada di belahan Bumi Utara dan Selatan.
      Daratan bagian tengah sudah dari sejak dahulu terpisah oleh laut yang dalam walaupun di zaman purba kemungkinan besar hanya dipisahkan oleh selat yang relatif sempit (yang kemungkinan besar dapat dilintasi oleh hewan-hewan darat yang dapat berenang).
---
image
 
-------------------------------------
 

ALAM HAYATI NUSANTARA

      Dalam bidang Biogeografi (yang berkaitan dengan alam hayati) telah lama diketahui bahwa berdasarkan atas keadaan alam dan iklimnya yang berbeda-beda setiap region atau kawasan di bumi terbagi atas beberapa zona wilayah biogeografi, di mana salahsatunya terdapat wilayah Oriental yang di dalamnya termasuk Indonesia atau Nusantara.
      Menurut cara yang digunakan oleh Wallace biogeografi dunia terbagi atas 6 Kawasan atau Region terdiri dari : Palearctic, Nearctic, Neotropical, Ethiopian, Australian dan Oriental. Batas-batas dari keenam kawasan biogeografi ini berupa batas alam pemisah dalam bentuk lautan dan daratan luas dan pegunungan tinggi pada lintang geografis tertentu (yang sedikit banyak sangat dipengaruhi oleh faktor suhu dan kelembaban pada setiap kawasan menurut lintang astronomisnya masing-masing). — Kawasan Oriental (yang terkait langsung dengan Indonesia/Nusantara) meliputi wilayah India, Cina Selatan, dan Asia Tenggara yang mencakup Indocina, Semenanjung Malaysia, Kepulauan Indonesia bagian barat (Sumatera, Kalimantan, Jawa beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya) dan Kepulauan Filipina. — Kawasan Oriental ini berbatasan langsung dengan Palearctic dan Australian di mana antara keduanya dipisahkan oleh Pegunungan tinggi Himalaya dan juga oleh Lautan luas Pasifik.
--- 
image
-
       NUSANTARA atau INDONDESIA sebagai suatu kawasan alam yang terletak di antara dua benua (antara Asia dan Australia) secara mendasar mempunyuai 2 karakteristik khas dari kedua benua yang mengapitnya, yaitu karakter alam tipe Asia di barat dan karakter alam tipe Australia di timur. Lalu di samping itu juga di tengah masih terdapat karakter ketiga berupa tipe peralihan atau campuran antara (intermediat) dari kedua karakter alam hayati dari kedua benua yang berbeda tersebut, yang ketiganya secara imajiner dibatasi oleh Garis-garis Wallace, Weber dan Lydekker. — Keadaan yang khas dan unik seperti ini mungkin tiada duanya di dunia, maka tepatlah jika Wallace pada abad ke-19 tertarik pada kawasan Nusantara dan kemudian terinspirasi untuk menyusun pembagian kawasan biogeografi alam hayati dunia (khususnya dunia fauna, zoogeografi).
      Di luar aspek biogeografi seperti kita ketahui secara geografus menurut pembagian wilayah atau zona waktu (dalam letak lintangnya masing-masing) Indonesia dibagi menjadi 3 wilayah waktu, yakni Indonesia Bagian Barat, Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur, walaupun ini mirip dan sering digunakan juga untuk menyebut 3 sub-kawasan biogeografi di Indonesia sebetulnya tidak persis sama, hanya sekedar untuk memudahkan dalam penyebutannya saja.
         Kawasan Oriental pada bagian wilayah Indonesia dapat kita sebut sebagai Kawasan Area Nusantara. Seperti dalam pembagian wilayah waktu kawasan biogeografi Indonesia ini pun terbagi menjadi 3 atau mungkin 4 bagian, yaitu : 1. Sub-biogeografi Sunda, 2. Sub-biogeografi Wallacea, dan 3. Sub-biogeografi Sahul, dan tambahan 4 .Sub-biogeografi Maluku atau Ambonia.
A.

Sub-biogeografi Sunda (Sundaland) atau sering disebut sebagai Sub-biogeografi Indonesia Bagian Barat, sub-biografi bercorak Asia, terletak di wilayah Indonesia Bagian Barat yang terhampar pada Dangkalan Sunda; meliputi pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Berbatasan dengan kawasan Wallacea pada Garis Wallace. — Tumbuhan dan hewan tipe Asia yang terdapat di Indonesia Barat di antaranya : Bambu, Kelapa, tebu, Jati, teh, dsbnya, gajah, harimau, badak, tapir, banteng, kambing hutan, kancil, trenggiling, landak, monyet (makaka, lutung), kera (orang utan, wau-wau), tangkasi (tarsius), kubung, tupai, burung rangkong, burung, dsbnya. — Kenapa kawasan Barat mempunyai flora dan fauna bercorak Asia, ini berkaitan dengan sejarah alam masa lalunya di zaman purba di mana kawasan ini pernah menyatu dengan daratan benua Asia, sebelum kemudian terpisahkan oleh laut dangkal di dangkalan Sunda setelah berakhirnya Zaman Es.

B.

Sub-biogeografi Wallacea atau sering disebut Sub-biogeografi Indonesia Bagian Tengah, sub-biogarafi bercorak peralihan antara Asia dan Australia, terletak di wilayah Indonesia Bagian Tengah yang terpisah dari Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul karena adanya laut dalam yaitu yang memisahkan keduanya yaitu laut ??; meliputi wilayah Sulawesi, dan Nusatenggara dengan berupa corak peralihan campuran antara (intermediat) Sunda dan sahul yang lebih bercorak Sunda atau bertipe Asia. — Tumbuhan tipe peralihan yang terdapat di Indonesia Tengah di antaranya : Babi rusa, monyet bavian, anoa, komodo, burung, dsbnya.

C.

Sub-biogeografi Sahul atau sering disebut Sub-biogeografi Indonesia Bagian Timur, sub-biogarafi bercorak Australia, terletak di wilayah Indonesia Bagian Timur yang terhampar pada Dangkalan Sahul; meliputi Tumbuhan tipe Australia yang terdapat di Indonesia Timur di antaranya : Jenis-jenis hewan berkantung, seperti kanguru dan kanguru pohon, dsbnya, kuskus, landaksemut, burung cenderawasih, kakatua, kasuari, emu, dsbnya. Tumbuhan tipe Australia yang terdapat di Indonesia Timur di antaranya : kayu putih, cendana, cengkeh, pala, dsbnya. Dalam kawasan ini Lyddeker secara mikro (lebih detail) menambahkan dengan adanya kawasan sub-biogeografi Maluku, atau dapat kita sebut sub-biogeografi Ambonia sebegai sebagai sub-biogeografi keempat (D) suatu tipe peralihan antara Sahul dan Wallacea dengan batas Garis Lyddeker (berupa campuran yang lebih dominan sifat Australianya, dibanding dengan Wallacea berupa campuran yang lebih dominan sifat Asianya). Kawasan peralihan di Nusantara yang lebih bercorak Australia ini terdapat di kawasan kepulauan Maluku dengan banyak pulau di sekitarnya (seperti Ambon, Babar, Tanimbar, dsbnya, yang sedikit berbeda dengan alam-hayati di Kawasan Papua yang sepenuhnya bercorak Sahul atau bertipe Australia.

 image----
      Melihat kenyataan seperti di atas, dengan sifat-sifatnya yang khas tersebut, maka tepatlah bila Nusantara ini diartikan sebagai kawasan yang terletak dan sekaligus mempunyai karakter di antara 2 Benua (Asia dan Benua Australia) dan 2 Samudera (Samudera Hindia/Lautan Indonesia dan samudera Pasifik/Lautan Teduh).  
---
 

 
--
clip_image002
----
SUMBER RUJUKAN
1. Contoh