DENGAN semboyannya Bhinneka Tunggal Ika Indonesia dikenal sebagai Negara dengan keaneka-ragaman etnisnya, di mana di kawasan yang disebut dengan julukan Nusantara ini (yang tersebar di berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke) beratus-ratus sukubangsa/dari rumpun bangsa yang berbeda-beda hadir dan berhimpun menjadi satu dalam wadah Bangsa dan Negara Indonesia.
Sebelum melangkah lebih jauh dalam pembahasan mengenai etnik ini ada baiknya meninjau terlebih dahulu tentang pengertian dari Bangsa dan Sukubangsa dari berbagai sisi. Pengertian dari kedua istilah tersebut dalam hal ini dapat ditinjau dari 2 sisi, yakni dari sisi politis atau sosio-politis, dan sisi bio-antropologis atau bio-antropo-etnologis (antropologi fisik serta antropologi budaya).
Dalam pengertian politis/sosio-politis apa yang disebut Bangsa (Nation) mengandung arti : Suatu kelompok kesatuan etnis (terdiri atas satu etnis yang sama atau sejumlah etnis yang berbeda-beda) yang terikat oleh satu rasa kebersamaan dalam membentuk suatu negara. — Bangsa dalam hal ini erat kaitannya dengan Negara (State). — Dalam batasan seperti ini bilamana berbagai etnis pembentuk bangsa dalam sebuah Negara yang berbeda-berbeda tersebut terpisah satu sama lain (dalam Negara yang berbeda) mungkin saja masing-masing dapat menjelma menjadi sebuah “Bangsa” yang berlainan (seperti zaman dahulu ketika di Nusantara belum ada NKRI, atau seperti Timor Timur ketika masih menjadi bagian dari NKRI, dan tatkala Timor Timur setelah terpisah menjadi Timor Leste). — Pada sisi lain ketika semuanya etnis masih terikat dalam satu Negara yang sama maka etnis tersebut (yang berasal dari berbagai daerah di suatu wilayah Negara dengan latar belakang etnis dan budaya yang berlainan) maka kedudukannya adalah sebagai sukubangsa (tribe), dan budayanya disebut sebagai budaya daerah, bahasanya disebut bahasa daerah. — Sukubangsa (tribe) dalam pengertian ini (secara politis) mengandung arti : Suatu kelompok etnis bagian dari suatu bangsa pada Negara tertentu, dengan bahasa dan budaya daerahnya masing-masing yang khas.
Sementara dalam pengertian bio-antropologis atau bio-etnologis (antropologi fisik yang berkaitan dengan etnik), Bangsa (= Ras) lebih tertuju kepada : Suatu kelompok macam jenis manusia dengan asal-usul genekologis, ciri fisik biologis dan juga sifat dasar budaya tertentu yang relatif sama atau nyaris sama (menurut kodrat alamiah dan lingkungan habitat alamnya masing-masing). — Dalam lingkup pengertian seperti ini (pengertian antropologi fisikal dan kultural) di dalamnya ada yang disebut sebagai Induk ras bangsa, Rumpun bangsa dan Rumpun sukubangsa. Di sisi lain (secara antropologi kultural) juga termasuk adanya Rumpun budaya termasuk adanya Rumpun bahasa. — Dalam hal ini bangsa atau sukubangsa (selain bertalian dengan genetika) juga sangat erat kaitannya dengan budaya (culture), lebih-lebih dengan bahasa (linguistik) sebagai salahsatu bagian dari aspek budaya terpenting. Maka dalam hal ini “Jenis Bangsa dan Sukubangsa identik dengan jenis Bahasa”; Seperti Bangsa Indonesia dengan bahasa Indonesianya; Sukubangsa Batak dengan bahasa daerah Bataknya, Sukubangsa Aceh dengan bahasa daerah Acehnya, sukubangsa Sunda dengan bahasa daerah Sundanya, Sukubangsa Jawa dengan bahasa daerah Jawanya, dan sebagainya, dan sebagainya. — Bila demikian adanya mungkin secara antropologi budaya dapat dikatakan (walaupun tidak sepenuhnya) “Sudah bukan orang Sunda lagi”, atau ”Sudah bukan orang Jawa lagi” (walaupun berasal-usul dari etnik Sunda atau Jawa) bila dalam kesehariannya (dalam hidupnya sehari-hari) tidak lagi berbahasa Sunda dan tidak lagi berbahasa Jawa (Contoh orang Betawi keturunan Sunda dan Jawa yang sudah lama tinggal dan beranak-pinak di Jakarta yang sehari-harinya sudah tidak pernah lagi berbahasa Sunda atau Jawa tapi menggunakan bahasa Melayu Betawi). Mungkin saja secara antropologi fisik asal-usul etnis itu tidak berubah walaupun menggunakan bahasa/budaya apapun, dan meskipun berada di mana saja.
Kelompok sukubangsa dalam pengertian antropologi kultural dengan demikian dapat disimpulkan secara mendasar sangat erat kainnya dengan ragam bahasa daerahnya, sebagai suatu ciri pembedanya yang utama; di samping mungkin dari segi fisik ragawinya berdasarkan ciri rumpun etnologisnya masing-masing (yang kadang tidak nampak secara jelas dari luar). — Dengan cara seperti ini secara sederhana kita dapat dengan mudah “menghitung jumlah sukubangsa dengan hanya menghitung jumlah jenis bahasa daerahnya saja”. Kelompok-kolompok etnis tertentu yang agak berbeda namun menggunakan suatu bahasa daerah sebagai bahasa pengantarnya sehari-hari, secara mendasar termasuk sebagai suatu anak bagian atau subsuku dari bahasa daerah yang digunakannya. Dengan patokan ini kita dapat membedakan mana sukubangsa utama dan mana sebagai anak sukubangsa. Sebagai suatu contoh orang Baduy dan Banten yang sehari-harinya menggunakan bahasa dan budaya Sunda, dan juga berasal dari rumpun sukubangsa yang sama (yang tak jarang secara keliru disebut suku Baduy dan suku Banten) sebetulnya hanya sebagai suatu subsuku dari sukubangsa Sunda; bahasanya memang khas namun disebut sebagai bahasa Sunda Baduy atau bahasa Sunda dialek Baduy, di samping ada lagi bahasa Sunda Banten atau bahasa Sunda dialek Banten. Begitupun orang Tengger dan Samin di Jawa Tengah, adalah merupakan subsuku dari sukubangsa Jawa.
Contoh lain : Orang Batak atau sukubangsa Batak terdiri atas beberapa sub-suku dan klan, ada Batak Karo, Toba, Simalungun, Mandailing, dan sebagainya; walaupun dalam hal ini perbedaan bahasanya boleh dibilang sudah sedikit agak lebih jauh; sehingga mungkin kategori bahasanya pun boleh dibilang cenderung menjadi suatu “Metadialek” (suatu dialek yang sudah agak jauh perbedaannya namun masih menampakkan suatu akar dasar yang sama dengan unsur dasar pembentuknya sebagai suatu kesatuan bahasa dan etnik yang tak terpisahkan). — Lain halnya antara Aceh dengan Gayo-Alas, yang pada dasarnya memang berlainan, walaupun keduanya berasal dari suatu lingkung kawasan yang sama.
Walaupun dengan latar belakang yang berlainan hal yang berbeda pun nampak pula pada orang Osing (di Jawa Timur bagian timur selatan) yang sering kali dianggap sebagai subetnis dari Jawa, yang adalah sebenarnya merupakan perpaduan atau campuran dari dasar etnik Jawa Timur bagian Selatan, Madura dan Bali dan secara spesifik membentuk suatu bahasa dan budaya tersendiri dalam bentuk perpaduan dari unsur-unsur budaya dari ketiga sukubangasa pembentuknya (JawaTimur+Madura+Bali), maka kelompok ini kiranya layak disebut sebagai suatu suku tersendiri yang telah berbeda dengan orang Jawa, Madura maupun Bali. Hal serupa terdapat pula pada sukubangsa Melayu Betawi (yang terdiri atas latar belakang berbagai sukubangsa yang berbeda-beda namun sama-sama menggunakan bahasa Melayu dialek Betawi).
---
Suatu contoh pembanding untuk lebih menjelaskan tentang pengertian-pengertian yang disebut bangsa seperti di atas, misal : Orang Indonesia dan Orang Malaysia secara sosio-politis Beda Bangsa, karena berbeda Negara, namun secara etno-antropologis sama-sama satu Rumpun Bangsa, karena mempunuyai asal-usul ras etnis yang sama, sehingga sering dikatakan sebagai Bangsa Serumpun.
—————————————
CATATAN :
Kaitan dengan pengertian-pengertian kelompok etnis, Ralph Linton (dalam bukunya The Study of Man, 1936; hal. 37) mengetengahkan 3 istilah yang berbeda, yakni : Breed, Race, dan Stock. Untuk ketiganya Ia mengartikan sebagai berikut : Breed is a group of individuals all of whom vary about particular norm with respect to each of their physical characteristics — Race are conists of a number of breeds whose ideal have a series of characteristics in common. — Stock are groups of races.
Sementara Wilton Marion Krogman, dalam esey berjudul The Concept of Races — pada buku himpunan berjudul The Science of Man in The World Crisis susunan Ralph Linton — menyatakan bahwa Race (= Ras) is a subgroup of people possessing a definite combination of physical characters, of genetic origin; this combination serves, invarying degree to distinguish the subgroup of mankind, and the combination is transmitted in descent, providing all conditions which originally gave rise to the definite combination remain relatively unaltered; as a rule the subgroup inhabits, or did’n inhabit, o more or less restricted region.
Di lain fihak Dunn dan Dobzhansky, dalan bukunya Heredity, Race and Society, menyatakan bahwa Race can be defined as a populations which differ in the frequencies of same gene or genes.
—————————————
INDUK RUMPUN BANGSA DAN SUKUBANGSA DI INDONESIA/NUSANTARA
Sukubangsa yang terdapat di Indonesia/Nusantara ini sangat banyak dan beragam, namun bila kita tinjau dari segi kelompok rumpun ras bangsanya (termasuk yang pernah ada), etnik asli Indonesia ini terdiri atas 2 atau 3 – 4 Rumpun Bangsa dan sukubangsa, yakni : 1. Austronesoid, 2. Australoid, 3. Melanosoid, dan 4. Wedoid.
1. |
Austronesoid atau Austronesia, rumpun ras bangsa yang lebih dikenal sebagai Ras Melayu; mayoritas di kawasan Indonesa Barat dan Tengah, meliputi sub-rumpun ras :
|
a. Melayu Tua (Proto-Melayu); misal Batak, Dayak, Toraja, dsbnya.
b. Melayu Muda (Deutero-Melayu); misal Minang, Jawa, Bugis, dsbnya. |
2. |
Australoid atau Australosia, di kawasan Indonesia Timur, khususnya di sebagian Papua. Ras ini yang tersebar di kawasan Papua, Kepulauan Melanesia dan Australia, dahulu kala pernah terdapat di Nusantara Barat dan Timur, dan diduga merupakan keturunan dari Homo wajakernsis (di mana fosil serupa seperti Homo wajakensis ditemukan pula di kawasan Talgai dan Keilor Australia, sehingga disebut sebagai Manusia Wajak-Keilor).
|
5. |
Melanesoid, atau Melanesia, termasuk rumpun ras bangsa yang telah punah di kawasan besar Nusantara, selain dari sisa-sisanya yang masih tertinggal berupa campuran dengan ras lain, karena sejak zaman prasejarah terdesak oleh Ras Melayu (kini mereka tersebar di kawasan Lautan Pasifik). — Ras campurannya Melanesia yang ada di Indonesia masa kini terdiri atas :
|
a.
|
Australo-Melanesia atau Papuo-Melanesia, campuran dari ras Australosia/Papua dan Melanesia (di kawasan Indonesia Timur; Papua).
| |
b.
|
Austrono-Melanesia, campuran dari ras Austronesia dan Melanesia (di kawasan Indonesia Tengah), seperti pada sukubangsa Timor, Alor, Solor (sejumlah sukubangsa di Nusatenggara Timur), dan sejumlah sukubangsa di Kepulauan Maluku (Alfuru dan sebagainya).
|
4. |
Weddoid, rumpun ras bangsa asal Asia Selatan (terdapat di sebagian wilayah Indonesi Barat dan tengah); misal Sakai/di Siak, Kubu/di Jambi (Sumatera), Toala, Tokea, dan Tomuna di Sulawesi tenggara. — Campuran dari Ras Melayu Tua dan Weddoid di antaranya menghasilkan sukubangsa Mentawai dan Enggano.
|
---
Di samping itu secara sosiologis ditambah dengan ras bangsa lain yang berbeda (bangsa asing) namun yang sudah sejak lama berintegrasi dan beradaptasi dengan kehidupan berbagai sukubangsa yang ada di Indonesia, sehingga dianggap menjadi bagian dari bangsa Indonesia (dan dianggap sebagai “sukubangsa” khusus), seperti adanya :
1. Cina-Indonesia
2. Arab-Indonesia
3. India-Indonesia
3. Eropa-Indonesia (termasuk Indo-Belanda-Indonesia)
Tentang asal-usul induk ras bangsa di Indonesia lihat Selintas tentang asal-usul bangsa Indonesia.
Contoh dari adaptasi dan integrasi suatu ras “bangsa asing” ke dalam suatu sukubangsa yang ada di Indonesia ini, misalnya orang Cina yang ada dilingkungan Sunda boleh dikatakan lebur menjadi “Cina-Sunda” (fasih berbahasa Sunda dan bahkan ada yang menjadi tokoh seni Sunda, seperti Tan Deseng). Demikian pula orang Cina yang ada di lingkungan suku Jawa menjadi “Cina-Jawa” dengan bahasa Jawanya yang kental dan berpakaian seperti orang Jawa layaknya. Di samping tentu saja tidak luntur unsur keCinaannya.
---
—————————————
---
RINCIAN SUKUBANGA DAN SUBSUKUNYA YANG TERDAPAT DI INDONESIA/NUSANTARA
Sukubangsa dan sub-suku yang terdapat di Indonesia/Nusantara Dalam daftar ini dirinci sejumlah sukubangsa serta bahasa daerah (termasuk subsuku dan sub-bahasa daerah) yang ada di berbagai pulau di Indonesia/Nusantara, rinciannya adalah sebagai berikut :
-- --
1. |
Di kawasan Pulau Sumatera dan sekitarnya (meliputi wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Riau, Riau Kepulauan, Bengkulu, Sumantera Barat, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung dan Lampung)
|
Di Pulau Sumatera dan sekitarnya terdapat : 1. Aceh, 2. Alas (Gayo Alas), 3. Aneuk Jamee, 4. Gayo, 5. Gayo Lut, 6. Gayo Luwes, 7. Gayo Serbejadi, 8. Kluet, 8. Sigulai, 8. Simeulue, 10. Singkil, 11. Tamiang, 12. Angkola, 13. Asahan, 14. Dairi, 15. Karo, 16. Mandailing, 17. Melayu, 18. Melayu Deli, 19. Nias, 20. Pakpak, 21. Pesisi, 22. Simalungun, 23. Toba, 24. Nias selatan, 25. Akit, 26. Bonai, 27. Hutan, 28. Kuala, 29. Kubu, 30. Laut, 31. Lingga, 32. Ocu, 33. Riau, 34. Sakai, 35. Talang Mamak, 36. Mentawai, 37. Minangkabau/Minang, 38. Ameng Sewang, 39. Anak Dalam, 40. Bangka, 41. Belitung, 42. Musi Banyuasin, 43. Musi Sekayu, 44. Ogan, 45. Enim, 46. Gumai, 47. Kayu Agung, 48. Kikim, 49. Komering, 50. Lahat, 51. Lematang, 52. Lintang, 53. Kisam, 54. Palembang, 55. Pasemah, 56. Padamaran, 57. Pegagan, 58. Rambang Senuling, 59. Lom, 60. Mapur, 61. Meranjat, 62. Musi, 63. Ranau, 64. Rawas, 65. Saling, 66. Sekak, 67. Semendo, 68. Bengkulu, 69. Rejang, 70. Enggano, 71. Kaur, 72. Serawai, 73. Lembak, 74. Mulo-muko, 75. Suban, 76. Pekal, 77. Anak Dalam, 78. Batin, 79. Jambi, 80. Kerinci, 81. Penghulu, 82. Pindah. 83. Lampung (Lampung Menggala, Lampung Kerui/Krui, Lampung Peminggir, dsbnya).
-- -
2. |
Di kawasan Pulau Jawa dan sekitarnya (meliputi wilayah Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur)
|
Di Pulau Jawa dan sekitarnya terdapat : 1. Betawi, 2. Baduy (Sunda Baduy), 3. Banten (Sunda Banten & Jawa Banten), 4. Sunda, 5. Bagelen, 6. Banyumas, 7. Cirebon (Jawa Cirebon & Sunda Cirebon), 8. Jawa, 9. Nagarigung, 10. Samin, 11. Bawean, 12. Madura, 13. Tengger, 14. Osing.
--
3. |
Di kawasan Pulau Kalimantan dan sekitarnya (meliputi wilayah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan)
|
Di Pulau Kalimantan dan sekitarnya terdapat : 1. Babak, 2. Badat, 3. Barai, 4. Bangau, 5. Bukat, 6. Entungau, 7. Galik, 8. Gun, 9. Iban, 10. Jangkang, 11. Kalis, 12. Kantuk, 13. Kayan, 14. Kayanan, 15. Kede, 16. Kendayan, 17. Keramai, 18. Klemantan, 19. Pontianak, 20. Pos, 20. Punti, 22. Randuk, 23. Ribun, 24. Sambas, 25. Cempedek, 26. Dalam, 27. Darat, 28. Darok, 29. Desa, 30. Kopak, 31. Koyon, 32. Lara, 33. Senunang, 34. Sisang, 35. Sintang, 36. Suhaid, 37. Sungkung, 38. Limbai, 39. Maloh, 40. Mayau, 41. Mentebak, 42. Menyangka, 43. Sanggau, 44. Sani, 45. Seberuang, 46. Sekajang, 47. Selayang, 48. Selimpat, 49. Dusun, 50. Embaloh, 51. Empayuh, 52. Engkarong, 53. Ensanang, 54. Menyanya, 55. Merau, 56. Mualang, 57. Muara, 58. Muduh, 59. Muluk, 60. Ngabang, 61. Ngalampan, 62. Ngamukit, 63. Nganayat, 64. Panu, 65. Pengkedang, 66. Pompang, 67. Senangkan, 68. Suruh, 69. Tabuas, 70. Taman, 71. Tingui, 72. Abal, 73. Bakumpai, 74. Banjar, 75. Dayak, 76. Beraki, 77. Berangas, 78. Bukit, 79. Dusun Deyah, 80. Pagatan, 81. Pitap, 82. Herakit, 83. Bantian, 84. Bawo, 85. Lawangan, 86. Tamuan, 87. Maanyan, 88. Ngaju, 89. Ot Danum, 90. Paku, 92. Punan, 93. Siang, 94. Auheng, 95. Baka, 96. Bakung, 97. Basap, 98. Benuaq, 99. Berau, 100. Bem, 101. Pasir, 102. Penihing, 103. Saq, 104. Berusu, 105. Bulungan, 106. Busang, 107. Huang Tering, 108. Jalan, 109. Kenyah, 110. Seputan, 111. Tidung, 122. Timai, 113. Tunjung, 114. Kulit, 115. Kutai, 116. Long Gelat, 117. Long Paka, 118. Modang, 119. Oheng, 120. Touk, 121. Tukung.
-- --
4. |
Di kawasan Pulau Sulawesi dan sekitarnya (meliputi wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara)
|
Di Pulau Sulawesi dan sekitarnya terdapat : 1. Abung 2. Bunga Mayang, 3. Bentong Duri, 4. Luwu, 5. Konjo (Konjo Pegunungan dan Konjo Pesisir), 6. Makasar, 7. Mandar, 8. Majene, 9. Massenrempulu, 10. Bugis, 11. Buton, 12. Daya Selayar, 13. Kalisusu, 14. Toala, 15. Toraja, 16. Tojo Una-una, 18. Tolaki, 19. Towala-wala, 20. Duri, 13. Wiwirano, 14. Tolaki (Kota Kendari, Kab. Konawe, Konawe Selatan dan Utara), 15. Tomboki, 16. Moronene (Kab. Bombana), 17. Labeau, 18. Wuna (Kab. Muna), 19. Wolio (Kab.Buton/Kota Bau-Bau), Mekongga (Kab. Kolaka/Kolaka Utara), 20. Wangi-Wangi, 21. Kaledupa, 22. Tomia, 23. Binongko, 24. Mamasa, 25. Ampana, 26. Bada, 27. Bajau, 28. Balaesang, 29. Balantak, 30. Banggai, 31. Bungku, 32. Buol, 33. Dampelas/Dampeles, 34. Dondo, 35. Donggala, 36. Kahumamahon, 37. Kailli, 38. Kulawi, 39. Lore, 40. Mori, 41. Muna, 42. Pamona, 43. Saluan, 44. Tojo, 45. Toli-toli, 46. Tomia, 47. Tomini, 48. Wakotobi, 49. Wawonii, 50. Kulawi, 51. Mekongga, 52. Tolaki, 53. Bantik, 54. Bintauna, 55. Bolaang Itang, 56. Bolaang Mongondaw, 57. Bolaang Uki, 58. Borgo, 59. Gorontalo, 60. Kaidipang, 61. Minahasa, 62. Mongondow, 63. Polahi, 64. Ponosakan, 64. Ratahan, 65. Sangir, 66. Talaurd, 67. Tombulu, 68. Tonsawang, 69. Tonsea, 70. Tonteboran, 71. Toulour.
-- --
5. |
Di kawasan Kepulauan Nusatenggara dan sekitarnya (meliputi wilayah Provinsi Bali, Nusatenggara Barat, dan Nusatenggara Timur)
|
Di Kepulauan Nusatenggara dan sekitarnya terdapat : 1. Bali, 2. Loloan, 3. Nyama Selam, 4. Trunyan, 5. Bayan, 6. Bima, 7. Dompu, 8. Donggo, 9. Kore, 10. Nata, 11. Mbojo, 12. Sasak, 13. Sumbawa, 14. Abui, 15. Alor, 16. Anas, 17. Atanfui, 18. Babui, 19. Bajawa, 20. Bakifan, 21. Blagar, 22. Boti, 23. Dawan, 24. Deing, 25. Ende, 26. Faun, 27. Flores, 28. Hanifeto, 29. Helong, 30. Kabola, 31. Karera, 32. Kawel, 33. Kedang, 34. Kemak, 35. Kemang, 36. Kolana, 37. Kramang, 38. Krowe Muhang, 39. Kui, 40. Labala, 41. Lamaholot, 42. Lemma, 43. Lio, 44. Manggarai, 45. Maung, 46. Mela, 47. Modo, 48. Muhang, 49. Nagekeo, 50. Ngada, 51. Noenleni, 52. Riung, 53. Rongga, 54. Rote, 55. Sabu, 56. Sikka, 57. Sumba, 58. Tetun (Tetun Terik di Kupang, Tetun Portugis di perbatasan dengan Timor Leste), 59. Timor, 60. Marae.
-- --
6. |
Di kawasan Kepulauan Maluku dan sekitarnya (meliputi wilayah Provinsi Maluku dan Maluku Utara)
|
Di Kepulauan Maluku dan sekitarnya terdapat : 1. Alune, 2. Ambon, 3. Aru, 4. Babar, 5. Bacan, 6. Banda, 7. Bulli, 8. Buru, 9. Galela, 10. Gane, 11. Gebe, 12. Halmahera, 13. Haruku, 14. Jailolo, 15. Kei, 16. Kisar, 17. Laloda, 18. Leti, 19. Lumoli, 20. Maba, 21. Makian, 22. Mare, 23. Memale, 24. Moam, 25. Modole, 26. Morotai, 27. Nuaulu, 28. Pagu, 29. Patani, 30. Pelauw, 31. Rana, 32. Sahu, 33. Sawai, 34. Seram, 35. Tanimbar, 36. Ternate, 37. Tidore, 38. Tobaru, 39. Tobelo, 40. Togutul, 41. Wai Apu, 42. Wai Loa, 43. Weda.
--
7. |
Di kawasan Pulau Papua dan sekitarnya (meliputi wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat)
|
Di Pulau Papua dan sekitarnya terdapat : 1. Aero, 2. Airo Sumaghaghe, 3. Airoran, 4. Ambai, 5. Amberboken, 6. Amungme, 7. Anu, 8. Arfak, 9. Asmat, 10. Auyu, 11. Ayfat, 12. Baudi, 13. Berik, 14. Bgu, 15. Biak, 16. Baso, 17. Borto, 18. Buruai, 19. Citak, 20. Damal, 21. Dem, 22. Dani, 23. Demisa, 24. Demtam, 25. Dera, 26. Edopi, 27. Eipomek, 28. Ekagi, 29. Ekari, 30. Emumu, 31. Eritai, 32. Fayu, 33. Foua, 34. Gebe, 35. Gresi, 36. Hattam, 37. Humboltd, 38. Hupla, 39. Inanusatan, 40. Irarutu, 41. Isirawa, 42. Iwur, 43. Jaban, 44. Jair, 45. Kabari, 46. Kaeti, 47. Kais, 48. Kalabra, 49. Kimberau, 50. Komoro, 51. Kapauku, 52. Kiron, 53. Kasuweri, 54. Kaygir, 55. Kembrano, 56. Kemtuk, 57. Ketengban, 58. Kimaghama, 59. Kimyal, 60. Kokida, 61. Kombai, 62. Korowai, 69. Kupul, 70. Kurudu, 71. Kwerba, 72. Kwesten, 73. Lani, 74. Maden, 75. Mairasi, 76. Mandobo, 77. Maniwa, 78. Mansim, 79. Manyuke, 80. Mariud Anim, 81. Meiyakh, 82. Meybrat, 83. Mimika, 84. Moire, 85. Mombum, 86. Moni, 87. Mooi, 88. Mosena, 89. Murop, 90. Muyu, 91. Nduga, 94. Ngalik, 95. Ngalum, 96. Nimboran, 97. Palamui, 98. Palata, 99. Pisa, 101. Sailolof, 101. Samarokena, 102. Sapran, 103. Sawung, 104. Sawuy, 105. Sentani, 106. Silimo, 107. Tabati, 108. Tehid, 109. Timorini, 110. Uruway, 111. Wanggom, 112. Waipam, 113. Waipu, 114. Wamesa, 115. Wano, 116. Waris, 117. Watopen, 118. Wodani, 119. Yagay, 120. Yahrai, 121. Yaly, 122. Yapen, 123. Yey.
---
------------------
CATATAN : Dari banyak etnis yang dirinci di atas mungkin saja ada yang terlewatkan.
--
Situs Referensi
1. | |
2. |
--